para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan
Adapunsikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan: a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di lingkungan masyarakat b. Menyiapkan sarana belajar sebelum pelajaran di mulai untuk kepentingan kelas. 5. Jiwa kepahlawanan Jiwa kepahlawanan jelas tercermin dari sikap pejuang dalam proses perumusan Pancasila.
Tokoh nasional bangsa menyusun dasar negara demi untuk KEPENTINGAN BERSAMA SEGENAP BANGSA INDONESIA. Tiga tokoh nasional bangsa Indonesia yang ditugaskan khusus merumuskan dan menggagas dasar negara adalah Soepomo, M. Yamin dan negara yang merdeka dan berdaulat harus memiliki dasar negara. Hal ini berlaku pula bagi Indonesia sehingga sebelum proklamasi dikumandangkan, bapak bangsa kita mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam bernegara lewat sidang BPUPKI. Salah satu yang mereka persiapkan adalah dasar negara Indonesia. Disepakati bahwa ada 3 tokoh bangsa yang ditugaskan merumuskan dasar negara Indonesia, yakniDr. SoepomoIr. SoekarnoMuhammad YaminKetiganya menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara pada sidang BPUPKI. Sidang tersebut sendiri mengusung musyawarah mufakat sebab jauh sebelum Indonesia merdeka, musyawarah ini memang sudah menjadi salah satu kebiasaan yang mengakar di nusantara dan dipraktekkan dalam bernegara. Ketiga tokoh nasional yang menyusun dasar negara melaksanakan tugasnya demi untuk kepentingan bangsa Indonesia sehingga mereka sebisa mungkin mengesampingkan kepentingan pribadi dan para pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara wajib untuk kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Semangat tersebut akan mendorong kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik Lebih LanjutMateri tentang apa yang dimaksud dengan dasar negara tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tentang makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •Detail JawabanKelas SMPMapel PPKNBab Perumusan Dasar NegaraKode -AyoBelajarSPJ2
Halini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. 3. Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut.
sidang Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs | 5 3. Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut.
Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia Pendiri negara dalam merumuskan Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Republic of indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. c. Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik adalah giat belajar. 29 Jul, 2020 Nilai Semangat Pendiri Negara Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika kalian mengikuti upacara bendera di sekolah. Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Gambar Pejuang Veteran a. Nasionalisme dalam arti sempit Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain. Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan chauvinisme. Gambar Hitler yang Menganggap Negara Jerman Paling Baik pada PDII b. Nasionalisme dalam arti luas Nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menghormati kedaulatan negara lain. Gambar Upacara Bendera sebagai Bentuk Internalisasi Nasionalisme Usia Dini Adapun patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu, patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama. Jiwa patriotisme telah tampak pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa dan semangat ’45”. Gambar Patriotisme Salah Satu Atlet yang Membela NKRI di Bidang Olahraga Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat 45 adalah sebagai berikut. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan antarbangsa. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam. Sifat, jiwa, dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap positif generasi muda terhadap makna perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Selain sifat, jiwa, dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapat pula ekses negatif yang perlu kita hindari, yakni sebagai berikut. Kolaborator dan koperator dalam arti kerja sama dengan pihak penentang kemerdekaan. Persaingan tidak sehat antargolongan. Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia berdiri. Gambar Organisasi Papua Merdeka, separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Republic of indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya. Contoh lainnya adalah semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila. Mereka memiliki semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia dikarenakan kondisi-kondisi sebagai berikut. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya, dan wilayah. Alam Republic of indonesia, dengan kepulauan Nusantara terletak pada posisi silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain. Adanya bahaya disintegrasi perpecahan bangsa dan gerakan separatisme gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana. Semangat kebangsaan diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara yang perlu kita tiru dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Semangat Persatuan dan Kesatuan Proses perumusan dasar negara dilakukan oleh para tokoh bangsa pendiri negara melalui sidang BPUPKI dan PPKI. Mereka berasal dari daerah, suku, agama, dan profesi yang berbeda-beda. Namun berbagai latar belakang yang beraneka ragam tersebut tidak menghalangi mereka untuk memberikan hasil terbaik bagi bangsa dan negara. Para pendiri negara tersebut meninggalkan rasa kesukuan dan fanatisme terhadap daerahnya atau agamanya. Mereka lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan demi keutuhan dan kepentingan bangsa Republic of indonesia. Hal ini, misalnya dapat diketahui dari perubahan kalimat butir pertama rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta yang awalnya, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan tersebut dilakukan dalam karena munculnya keberatan dari golongan pemeluk agama Kristen dan Katolik dari Republic of indonesia Timur. Apabila perubahan tidak dilakukan, maka dikhawatirkan persatuan dan kesatuan bangsa akan terpecah. Semangat persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pendiri negara dalam proses perumusan Pancasila dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membiasakan hidup rukun dan saling menolong antarmanusia. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, tidak dengan kekerasan. Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Memandang dan memperlakukan orang lain secara sama tanpa diskriminasi. Menghargai perbedaan dan bersikap toleransi terhadap orang lain. Mengerti atau merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. Musyawarah untuk Mencapai Mufakat Musyawarah merupakan cara penyelesaian masalah secara kekeluargaan demi mencapai mufakat atau hasil keputusan yang disepakati bersama. Budaya bermusyawarah telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Republic of indonesia kepada setiap generasi. Hal ini menjadikannya ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Di dalam kegiatan musyawarah dan mufakat terkandung semangat kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, serta menghargai pendapat orang lain. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Pada sidang BPUPKI, ketua memberikan kesempatan kepada peserta sidang untuk menyampaikan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara. Saat itu, muncul tiga tokoh yang mengusulkan rumusan sila-sila dasar negara Republic of indonesia. Semua usulan tersebut dihargai dan ditampung kemudian dimusyawarahkan kembali untuk mencapai keputusan terbaik. Untuk itu, dibentuklah Panitia Sembilan yang salah satunya bertugas menyempurnakan beberapa usulan yang bersifat perorangan menjadi rumusan dasar negara yang disepakati bersama. Hasil kerja Panitia Sembilan mengenai dasar negara termuat dalam dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” yang disebut juga Piagam Jakarta. Setelah mengalami perubahan, dasar negara Pancasila disahkan PPKI. Demikianlah, setelah melewati proses musyawarah yang panjang, akhirnya rumusan dasar negara Pancasila dapat disepakati. Gambar Musyawarah Antarwarga Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan, atau dengan kemauan sendiri. Adapun berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Rela berkorban merupakan salah satu sikap yang melekat kuat pada ciri-ciri pahlawan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa para pahlawan bangsa. Sekarang kita berada pada masa kemerdekaan. Kita tidak dituntut untuk memanggul senjata atau maju di medan peperangan. Akan tetapi, perlu disadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap menghadapi rongrongan dan ancaman yang membahayakan negara. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi segala bentuk rongrongan dan ancaman demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, membela, serta melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa yang kuat. Para pendiri negara memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam terhadap bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, mereka membela tanah airnya sampai mengorbankan jiwa dan raganya. Sebagai seorang pelajar, kita dapat menunjukkan sikap cinta tanah air dengan cara berikut. Menjaga kelestarian lingkungan. Berbakti kepada nusa dan bangsa. Berbakti kepada orang tua. Bangga sebagai bangsa Indonesia. Mencintai produk-produk dalam negeri. Belajar dengan tekun agar kita dapat mengabdi dan membangun negara kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain. Gambar Belajar dengan Tekun Pantang Menyerah Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Republic of indonesia. Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Republic of indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangan nya para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dengan menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh menjadi pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan serta memiliki komitmen yang sangat tinggi. Berikut beberapa bentuk komitmen para pendiri bangsa. Berbeda-beda tetapi satu cita-cita Usulan-usulan dalam sidang BPUPKI berbeda-beda. Anggota BPUPKI dibentuk dari berbagai daerah yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Bahkan ada pula anggota yang berasal dari keturunan Tionghoa, Arab, dan India. Perbedaan-perbedaan inilah yang menyebabkan adanya pendapat yang beragam. Akan tetapi, perbedaan yang ada tidak menghalangi mereka bekerja sama. Mereka mengabaikan perbedaan-perbedaan itu demi tercapainya tujuan. Sebab, semua anggota BPUPKI memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Tujuan dan cita-cita itu adalah kemerdekaan Republic of indonesia. Oleh karena itu, semua tenaga dan pikiran dicurahkan untuk meraih cita-cita mulia tersebut. Pada akhirnya, semua anggota BPUPKI yang berbeda-beda dapat bersatu mewujudkan Republic of indonesia merdeka. Tahukah kalian bunyi tulisan pada pita yang dicengkeram kaki burung Garuda Pancasila? Pada pita itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Para pahlawan telah memberi contoh bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu. Semangat persatuan dan perjuangan itu harus ditiru dan teladani. Perbedaan-perbedaan di sekeliling kita bukanlah penghalang untuk bersatu. Kini kita telah merdeka dari penjajah. Ini bukan berarti kita tidak lagi memerlukan persatuan dan kesatuan. Nilai kebersamaan dalam perumusan Pancasila Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh satu orang. Para tokoh, seperti Hurl Karno, Muh. Yamin, dan Soepomo, berusaha keras menyumbangkan buah pikiran mereka. Mereka bahu-membahu untuk merumuskan sebuah dasar negara yang kuat. Meski berbeda prinsip dan pendapat, mereka tidak menunjukkan sikap saling memusuhi. Bahkan, mereka saling memberikan masukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Semua itu dilakukan atas kesadaran untuk kepentingan bersama. Kepentingan tersebut yaitu demi tegaknya kedaulatan negara dan kokohnya dasar negara Republic of indonesia. Selain itu, dalam perumusan Pancasila juga melibatkan banyak pihak. Misalnya, Hurl Hatta yang mengusulkan perubahan bunyi kalimat dalam sila pertama. Usulan tersebut sesungguhnya juga merupakan masukan dari sebagian komponen bangsa yang tidak terlibat secara langsung dalam perumusan dasar negara. Hal itu menunjukkan bahwa semua elemen bangsa merasa senasib dan seperjuangan. Mereka pun turut menyumbangkan pemikiran. Mereka ikut berjuang dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Terbukti pula bahwa Pancasila yang dirumuskan dalam semangat kebersamaan mampu bertahan sampai sekarang. Pancasila pun mampu menyatukan seluruh komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nah, itulah nilai kebersamaan yang dapat kita teladani dalam perumusan Pancasila. Segala sesuatu yang dilakukan dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan tentu hasilnya akan lebih baik. Hasilnya pun akan dirasakan sebagai milik bersama sehingga terpelihara. Musyawarah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Dengan banyaknya perbedaan, pengambilan keputusan memang sulit dilakukan. Namun, para perumus Pancasila membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama. Padahal, mereka memiliki banyak perbedaan. Dengan kerja sama, sebuah keputusan bersama berupa Pancasila pun berhasil disepakati. Kerja sama tersebut terwujud dalam musyawarah. Kesediaan menghargai perbedaan merupakan salah satu kunci keberhasilan musyawarah. Tanpa adanya kesediaan ini, keputusan dalam musyawarah tidak akan tercapai. Menghargai perbedaan terletak pada kesediaan untuk menerima pendapat yang berbeda demi kepentingan yang lebih besar. Dalam perumusan Pancasila, hal ini terbukti penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun dengan adanya kesediaan menghargai perbedaan, perdebatan tersebut tidak menjadi permusuhan. Dengan kesediaan menghargai perbedaan lahirlah keputusan untuk mengganti rangkaian kata tersebut. Akhirnya, para perumus memutuskan untuk mengubah kata-kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Toleransi masih berkaitan dengan menghargai perbedaan. Latar belakang yang berbeda dari para perumus dasar negara disatukan dalam wadah BPUPKI. Tentu saja perbedaan ini terbawa ke dalam sidang. Latar belakang yang berbeda pendapat yang muncul pun beragam. Perbedaan tersebut bahkan kadang saling bertentangan. Agar dapat melahirkan sebuah dasar negara yang kokoh, perbedaan ini tidak boleh menjadi penghambat. Di sinilah arti penting toleransi. Tanpa adanya toleransi, keputusan bersama tidak akan terwujud. Para pendiri negara dalam menyampaikan gagasannya mengenai rumusan dasar negara selalu diliputi nilai-nilai sebagai berikut. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa dan semangat merdeka. Nasionalisme. Patriotisme. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah. Persatuan dan kesatuan. Anti Penjajah dan penjajahan. Percaya kepada hari depan yang gemilang bagi bangsanya. Idealisme kejuangan yang tinggi. Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara. Kepahlawanan. Sepi ing pamrih rame ing gawe berkarya dengan penuh semangat dan tanpa pamrih pribadi. Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan. Disiplin yang tinggi. Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan. Gambar Aktivitas Pramuka yang Membentuk sikap Disiplin & Toleran para Anggotanya Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah perjuangan dimasa lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang ini. Semangat dan komitmen para pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan berbangsa dan bernegara. Beberapa contoh sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan keluarga sebagai berikut. Meringankan beban orang tua sesuai dengan kemampuan. Menghormati semua anggota keluarga. Mematuhi peraturan yang ada dalam kehidupan keluarga. Gambar Membantu Orang Tua Mencuci Piring Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan sekolah sebagai berikut. Menjalin kerja sama dengan teman di sekolah. Giat belajar untuk meraih prestasi. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul. Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan masyarakat sebagai berikut. Mengikuti kegiatan di masyarakat. Peduli terhadap warga masyarakat lainnya. Berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan bersosialisasi. Gambar Kerjabakti Membersihkan Lingkungan Sekitar Lingkungan Berbangsa dan Bernegara Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan berbangsa dan bernegara sebagai berikut. Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, atau golongan. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
ሸφዧዚጦκашօյ еբуֆ
Оፏኢклизуኬ οк чաчοфа
Պ су ч
Оծኇኼур ςалυс
Хрεд иброኡу й
ሿηխдроዉу ኺቹоዳե ሗαв
ማա օ ጇፐэዓፔφуν иձ
Агл እτетаմቶλ աмኼдոቴиτ угεлխз
Учዟзыцዷ ζ
Ο хуճаփ ը
Եтросрխжов еч
Գуμюди гኝፈажեтиշ хр
Paratokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan? - 12418005 Saltama Saltama 27.09.2017 PPKn Sekolah Menengah Pertama Para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan? 2 Lihat jawaban
Komitmen Para Tokoh dalam Perumusan Pancasila Berikut adalah ulasan singkat tentang Komitmen para pendiri Negara dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang lebih lengkapnya akan kita bahas pada artikel berikut, adapun ulasannya sebagai berikut Komitmen adalah sikap atau perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki , memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa dan Negara adalah orang yang akan mendahulukan keperntingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Para pendiri Negara dalam perumusan pancasila memiliki komitmen sebagai berikut a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan Nasionalisme. Yang tinggi, ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan . b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. pendiri Negara dalam merumuskan pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan,persatuan,musyawarah,dan keadilan social dalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Indonesia. c. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri Negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir, Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan para pendiri Negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta berkali-kali dipenjara oleh belanda. Namun dengan semangat perjuangannya, para pendiri Negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat , adil dan makmur. e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi , serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan Negara walupun keputusan tersebut tidak disenangi. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa depan lebih baik dalah dengan giat belajar. Gambar Garuda - Intisari Materi a. Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan pemberian bangsa Jepang, walaupun jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan tetapi janji tersebut hanya sebuah tipu muslihat agar bangsa Indonesia bersimpati kepada bangsa jepang dan mau membantu jepang yang berada diambang kekalahan. b. Sidang pertama BPUPKI berlangsung mulai tanggal 29 mei sampai dengan 1 juni 1945 dengan agenda pembahasan Dasar Negara. c. Pada Tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang asas dan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang disebut dengan Pancasila. d. Semangat kebangsaanmerupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga Negara untuk mencintai serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara . para pendiri Negara dalam dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen kebangsaan. Demikian Pembahasan singkat tentang komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diharapkan bisa menjadi acuan untuk para peserta didik untuk lebih banyak mengetahui tentang nilai-nilai kenegaraan dalam sehajarah pendirian Negara Republik Indonesia. Semoga bermanfaat dan sebagai penulis saya ucapkan selamat belajar semoga ilmu yang didapatkan dapat bernilai Ibadah Disisi Allah SWt dan dapat menjadi acuan untuk menjadi warga Negara yang baik dan memiliki komitmen kenegaraan sebagaimana materi yang kita bahas pada artikel ini. “ Selamat Belajar “ Sumber KEMENDIKBUD
Dalamproses pendirian negara, para tokoh pendiri negara melakukan banyak perjuangan yang pantas untuk ditiru. Tindakan-tindakan perjuangan itu dapat dirumuskan sebagai nilai-nilai juang. Berikut ini kamu akan mempelajari nilai-nilai juang para tokoh pendiri negara. Sikap mendahulukan kepentingan umum perlu kita teladani dalam kehidupan
- Proses perumusan Pancasila oleh para pendiri bangsa tentu menoreh kisah sejarah yang panjang dan tidak mudah. Soekarno merupakan tokoh yang mengemukakan gagasan Pancasila pada 1 Juni 1945. Ide atau gagasan yang disampaikan Soekarno pun mendapat persetujuan secara aklamasi oleh peserta Sidang dilakukan proses musyawarah sebelum akhirnya Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia. Di balik proses itu, tentu para pendiri bangsa harus memiliki tekad yang kuat dalam mencetus Pancasila. Lalu, bagaimana komitmen para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila? Baca juga Detik-detik Lahirnya Pancasila Komitmen para pendiri bangsa Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberi perhatian, dan melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan yang memiliki komitmen terhadap bangsa dan negara akan bersedia mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Beberapa komitmen para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila sebagai berikut Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Memiliki semangat juang. Mendukung dan berupaya secara akti dalam mencapai cita-cita bangsa, yakni merdeka, bersatu berdaulat, adil, dan makmur. Bersedia mengorbankan diri pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Baca juga Fungsi Pancasila sebagai Way of Life Komitmen tersebut ada dalam cita-cita dan tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Cita-cita itu kemudian dipertegas dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Referensi Gunawan, Cakti Indra. 2019. Post-reformasi Merekonstruksi Semangat Pancasila dan Reformasi Berbasis Online. Malang CV IRDH. Yuliastuti, Ami. 2006. Pendidikan Pancasila&Kewarganegaraan PPKn Berkomitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara. SMPN 1 Sukomoro. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
terjawabPara tokoh pendiri negara senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,dibuktikan dengan 1 Lihat jawaban Iklan asnur56 Jawaban: dengan adanya kemerdekaan bangsa indonesia Iklan Pertanyaan baru di PPKn jelaskan berita hoax ( 7 baris ) 1.
MAKALAH KOMITMEN KEBANGSAAN Oleh Fatih Miftahul Huda Jamalul Mukminin M. Hasbi Al Juwaeni Dosen Pembimbing Drs. Mukhtar Ghazali, FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Kewarganegaraan ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menunaikan tugas dari dosen yang bersangkutan atas judul yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah yang akan kami terangkan dalam pembahasan kali ini berjudul “Komitmen Kebangsaan”. Adapun sumber dalam pembuatan makalah ini, kami dapatkan dari beberapa referensi yang bersangkutan dengan judul makalah yang akan kami bawakan. Kami penyusun makalah ini, sangatlah berterima kasih kepada sumber-sumber yang telah dijadikan referensi dalam pembuatan makalah kami ini. Kami menyadari bahwa dalam setiap diri manusia pastilah memiliki yang namanya keterbatasan, begitu pun dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Jakarta, 02 April 2017 Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................... 2 Daftar Isi.............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4 Latar Belakang............................................................................................................. 4 Rumusan Masalah.........................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5 Pengertian Komitmen Kebangsaan ........................................................................... 5 Semangat Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila............... 6 Komitmen Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila.......... ... 7 Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila.............................................. 7 Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar Negara...................................................... 8 Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda............................................... 10 Komitmen Sumpah Pemuda....................................................................................... 12 BAB III PENUTUP....................................................................................................... ... 14 Kesimpulan................................................................................................................. 14 Daftar Pustaka................................................................................................................. .. 15 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya. Bila begitu, apa itu rasa kebangsaan? Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbang-sa, yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional di mana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berangkat dari rasa dan wawasan kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan maupun semangat patriotisme yang sangat penting artinya guna menjaga kedaulatan negara. Bangsa mengandung pengertian kumpulan manusia yang sama asal usulnya serta serupa sifat-sifatnya.1 Namun realitas obyektif menyebutkan bila definisi tersebut belum bisa mengakomodasikan pengertian bangsa sebagaimana yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia bukanlah kumpulan manusia yang tidak sama asal-usulnya dan tidak pula serupa sifat-sifatnya. Bangsa Indonesia adalah kumpulan dari 500-an suku bangsa dengan tapak budaya, yang mendiami pulau yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan luas km persegi. Bahkan nama Indonesia saja bukan orang Indonesia yang mengusulkan, tapi George Samuel Winsor Earl yang pertama kali menggunakan nama tersebut, mengajukan nama Indunesia sebagai pengganti Hindia Belanda.2 Pada majalah yang sama,dalam artikelnya James Richardson Logan memilih nama Indonesia.3 Oleh karena itu, penyusun membuat makalah dengan judul Komitmen Kebangsaan Dan Tegaknya NKRI, Serta Wujud Semangat Dan Komitmen Sumpah Pemuda Rumusan Masalah a. Pengertian komitmen kebangsaan ? b. Bagaimana semangat dan komitmen para pendiri bangsa dan Negara dalam merumuskan pancasila ? c. Apa saja nilai kebersamaan dalam merumuskan pancasila ? d. Sebutkan contoh bentuk dari komitmen dan semangat dalam merumuskan pancasila ? Tujuan Masalah Dengan adanya makalah ini kita dapat memahami beberapa unsur Negara serta nilai-nilai yang termaktub di dalam rumusan pancasila dan semangat serta komitmen para pendiri bangsa dalam mempertahanakan keutuhan NKRI. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Komitmen Kebangsaan [1]Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 dinyatakan bahwa secara etimologis istilah “wawasan” berarti 1 hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti 2 konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan Suhady dan Sinaga, 2006. “Kebangsaan” berasal dari kata [2]“bangsa” yang berarti kelompok masyarakat yang sama mulai dari asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta pemerintahannya sendiri. Sedangkan “kebangsaan” juga mengandung arti 1 ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, 2 perihal bangsa; mengenai yang bertalian dengan bangsa, 3 kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Dengan demikian “Wawasan Kebangsaan” dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa. Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal Suhady dan Sinaga, 2006. Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Poleksosbud dan Hankam. Selama ini bangsa Indonesia selalu memperingati hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei. Hari yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional ini merupakan tanggal berdirinya satu perkumpulan yang bernama Budi Utomo. Perkumpulan ini didirikan tepatnya pada 20 Mei 1908, oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dkk, seorang dokter priyayi Jawa yang merakyat. Tujuan didirikannya organisasi ini antara lain untuk meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia. Awal sejarah berdirinya Nusantara, sejatinya jauh sebelum Indonesia lahir, di mana saat itu sudah dikenal beberapa kerajaan yang kuat dengan wilayah yang cukup luas antara lain Kerajaan Tarumanagara, Sriwijaya dan Majapahit. Secara jujur, tanpa menafikan keberadaan kerajaan yang pernah ada, harus diakui bahwa sejak masa kerajaan di wilayah Nusantara, semangat untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa juga telah ada. Namun secara konkret memasuki kehidupan berbangsa yang lebih masif, cikal bakal komitmen kebangsaan masyarakat Indonesia adalah sejak dicetuskannya kebangkitan nasional seabad lebih yang lalu. Dalam perkembangannya semangat dan komitmen kebangsaan Indonesia tumbuh lebih matang, terutama sejak lahirnya deklarasi pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Ada tiga hal mendasar tentang komitmen kebangsaan yang lahir saat itu, yakni komitmen tentang satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia. Memasuki periode berikutnya, komitmen kebangsaan tersebut berhasil mewujud menjadi komitmen kenegaraan, yakni dengan diproklamasikannya kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1945, dengan tekad berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan wilayah dari Sabang sampai Merauke. Selaras dengan terwujudnya tiga rangkaian peristiwa kebangsaan tersebut sejak 1908, 1928 dan 1945, harus disadari bahwa secara substansial pengalaman berkebangsaan masyarakat Indonesia masih ada yang mencoba mempertanyakan. Sebagian kalangan ada yang mengajukan dua masalah mendasar yang hendak diungkapkan, yaitu pertama, wawasan kebangsaan bagaimana yang dimaksudkan setiap kita peringati pada tanggal 20 Mei, 28 Oktober maupun 17 Agustus? Kedua adalah apakah konsep wawasan kebangsaan ini masih relevan tertanam ke dalam sanubari setiap warga negara yang notabene mengantongi KTP Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini kembali ke hati masing-masing individu setiap warga masyarakat Indonesia. Bukannya hendak menihilkan segala teori tentang keberadaan suatu bangsa ataupun teori tata negara idealis, tetapi hati nurani setiap individu itu sendiri sebagai bagian dari warga negara yang merasakan perjalanan hidup selama berada dalam naungan NKRI. Semangat Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila [3]Pancasila sebagai dasar negara melalui proses yang panjang dalam perumusannya. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh telah memberikan pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan. Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara terdapat nilai-nilai juang dan sebagai warga negara yang baik kita harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu antara lain Para pejuang tersebut memiliki jiwa dan semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada pita yang dicengkeram burung garuda tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat kejuangan yang dimiliki oleh pejuang itu, di antaranya sebagai berikut a. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan; b. Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air; c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa. d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab; e. Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam. Komitmen Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi, ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; b. Selalu bersemangat dalam berjuang, Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia; c. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; d. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila Pancasila adalah dasar negara Indonesia, hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila tidak hanya sebagai jiwa bangsa Indonesia, juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Ada beberapa nilai kebersamaan dalam proses perumusan dasar negara yang perlu kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai kebersamaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut 1. Menghargai pendapat orang lain Dalam menyelesaikan masalah bersama, bangsa kita selalu menyelesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah. Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah oleh bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagi berikut a. Mengutamakan kepentingan bersama; b. Tujuan diharapkan untuk kebaikan bersama; c. Tidak ada paksaan dalam berpendapat. 2. Menerima keputusan bersama Keputusan bersama adalah ketentuan, ketetapan dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang terhadap suatu permasalahan sehingga tercapai kesepakatan. Keputusan bersama dapat dicapai melalui musyawarah. Musyawarah adalah adalah suatu cara untuk merumuskan suatu masalah berdasarkan kesepakatan bersama. Upaya mencapai kesepakatan bersama mufakat bukanlah perkara mudah, selama kita memaksakan pendapat sendiri, mendahulukan kepentingan pribadi/golongan, mufakan akan gagal. Kita dapat belajar dari sejarah sidang BPUPKI Pertama. Pada saat sebelum rapat pleno ada pihak yang keberatan tentang rancangan Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat tentang dasar negara. Dengan semangat kebersamaan, demi menciptakan suasana yang damai, maka para tokoh seperti Bung Hatta, Wahid Hasyim. Mr. Teuku Moh. Hasan, dan lain-lain menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. 3. Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil keputusan bersama. Melaksanakan keputusan bersama telah ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila. Mereka sebagai wakil rakyat Indonesia melaksanakan hasil keputusan bersama denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar Negara Nilai juang dalam proses perumusan Pancasila yang dapat kita teladani adalah sebagai berikut 1. Semangat persatuan dan kesatuan Sikap ini dimiliki oleh para tokoh pejuang kita pada saat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI para peserta sidang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya tentang rumusan dasar negara, kemudian dibahas dan didiskusikan bersama untuk mendapatkan rumusan yang terbaik. Musyawarah itu dijiwai semangat sumpah pemuda, dengan rasa persatuan dan kesatuannya meskipun berasal dari berbagai daerah dan mempunyai latar belakang yang berbeda. Contoh perilaku yang menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan adalah sebagai berikut a. Gotong-royong dalam membersihkan lingkungan sekitar; b. Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan. 2. Memperjuangkan Hak Asasi Manusia Pada saat perumusan dasar negara Pancasila, hak asasi manusia selalu menjadi perhatian utama. Pancasila dirumuskan sebagai sumber hak asasi manusia, yang artinya bahwa hak asasi manusia mendapat jaminan kuat dari Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam proses perumusan Pancasila para tokoh mencerminkan sikap saling menghargai hak asasi manusia. Sikap para tokoh dalam memperjuangkan dan menghargai hak asasi manusia itu perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ialah dengan a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; b. Memberi kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapatnya; c. Menghargai hak-hak orang lain. 3. Cinta tanah air Sikap para tokoh dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan kecintaanya terhadap tanah air Indonesia. Adapun sikap cinta tanah air yang harus diteladani dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut a. Mempelajari kebudayaan daerah; b. Mencintai dan memakai produk dalam negeri; c. Berprestasi dalam kegiatan yang mengharumkan nama bangsa. 4. Mendahulukan Kepentingan Umum Para pejuang yang terlibat dalam perumusan dasar negara bekerja tanpa mengenal lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat perlengkapan negara dengan sungguh-sungguh. Sebagai hasil jerih payah mereka, lahirlah UUD 1945 yang di dalam pembukaannya termuat tujuan negara Indonesia. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di lingkungan masyarakat; b. Menyiapkan sarana belajar sebelum pelajaran di mulai untuk kepentingan kelas. 5. Jiwa kepahlawanan Jiwa kepahlawanan jelas tercermin dari sikap pejuang dalam proses perumusan Pancasila. Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Jiwa kepahlawanan para tokoh bangsa tersebut dapat kita teladani, diantaranya melalui a. Membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan; b. Berani menegur teman yang berbuat tidak baik; c. Melerai teman yang berselisih/bertengkar. Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda Nilai adalah pedoman yang dianggap baik dan benar oleh suatu kelompok masyarakat. Setiap orang yang mengikuti nilai tertentu akan diterima oleh anggota masyarakat. Salah satunya contoh yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah suatu peristiwa bersejarah yang sangat penting dalam mencapai kemerdekaan indonesia. Semangat sumpah pemuda telah mempersatukan langkah perjuangan yang dahulunya bersifat kedaerahan menjadi semangat nasionalisme. Pada waktu dahulu, organisasi pemuda memiliki perbedaan bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan suku bangsa. Sumpah pemuda telah memberikan semangat persatuan dan kesatuan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. Isi daripada teks Sumpah Pemuda memiliki peranan yang sangat penting. Terutama dalam proses mempersatukan bangsa Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda, tanah air, bangsa dan bahasa dapat diwujudkan untuk bersatu. Dengan sumpah pemuda pula perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidak lagi bersifat kedaerahan, namun sifatnya sudah nasionalis hingga akhirnya kemerdekaan dapat dicapai. Kini semangat sumpah pemuda tersebut perlu tetap kita jaga dan lestarikan supaya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap dapat terjaga dengan baik. Disamping itu, dengan menerapkan makna yang terkandung dalam sumpah pemuda ini juga dapat menghindari terjadinya perang saudara maupun perang antar suku bangsa. Dimana sumpah pemuda juga mampu untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai. Dari sejarah sumpah pemuda ini dapat kita ambil nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dan membuktikan bahwa ternyata dari berbagai perbedaan dapat disatukan walaupun Sumpah pemuda sudah terjadi dizaman dahulu, akan tetapi masih ada nilai-nilai luhur yang masih bisa kita terima dan kita amalkan. Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut ini 1. Cinta Bangsa dan Tanah Air Dalam peristiwa Sumpah Pemuda ada ikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Inilah wujud dari rasa cinta bangsa dan tanah air para pemuda zaman dahulu. Cinta terhadap bangsa dan tanah air artinya kita setia terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Kita berbuat sesuatu yang baik ditujukan demi kemajuan bangsa dan kemajuan masyarakat Indonesia. Disamping itu kita juga dapa merasakan sedih jika bangsa ini tidak mengalami kemajuan. 2. Persatuan Sumpah pemuda merupakan sumpah yang mampu menyatukan para pemuda dari berbagai kalangan daerah dalam satu wadah, yakni satu bangsa. Mereka semua harus bersatu padu untuk berjuang melawan penjajah demi mendapatkan kemerdekaan. Mereka benar-benar sadar jika berjuang tanpa persatuan tak akan bakal menang dan berhasil. Penjajah tak bisa terusir jika rasa persatuan tidak tercipta antar pemuda dan pemudi diseluruh tanah air Indonesia, disamping itu juga tanpa persatuan dalam kita tak akan dapat mengalahkan para penjajah, seperti halnya peribahasa yang berbunyi “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”. 3. Sikap Rela Berkorban Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan yang tak mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan sikap penuh rasa ikhlas. Sikap rela berkorban demi kepentingan orang banyak mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan. Begitu juga yang dilakukan oleh para pemuda-pemudi dalam peristiwa Sumpah Pemuda, mereka tidak mengharapkan imbalan meski telah mengorbankan banyak tenaga dan pikiran demi kemerdekaan bangsa. 4. Mengutamakan Kepentingan Bangsa Pada waktu sumpah pemuda, para pemuda tak mementingkan daerah atau golongannya masing-masing. Namun mereka hanya memikirkan bagaimana supaya seluruh Indonesia dapat bersatu padu untuk mengusir penjajah dan mencapai kemerdekaan. 5. Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan Peristiwa sumpah pemuda menyatukan tekat dan tujuan seluruh pemuda dari berbagai daerah. Meskipun mereka berlatar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda, namun mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Semua menerima dan menghargai demi terwujudnya satu bangsa yaitu, Indonesia. 6. Semangat Persaudaraan Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan kebersamaan dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu keluarga besar. Jika salah satu anggota kita menderita, maka keluarga yang lain harus menolong. Begitulah seharusnya sikap seorang keluarga, harus mampu memberikan rasa saling menghormati dan tolong-menolong dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Semangat kekeluargaan juga harus kita tingkatkan dimana saja dan kapan saja supaya Bangsa Indonesia selalu dalam keadaan damai. Dengan tingginya semangat kekeluargaan tersebut, pemuda dan pemudi seluruh Indonesia berikrar Sumpah Pemuda yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. 7. Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerjasama Gotong royong atau kerja sama merupakan ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kerjasama para pemuda dalam rangka mengikrarkan Sumpah Pemuda. Mereka bersama-sama berusaha menyatukan seluruh pemuda dari berbagai daerah untuk bersatu, tanpa adanya kerja sama tersebut, ikrar sumpah pemuda juga tidak akan dapat berjalan. Kerja sama dalam kebaikan mampu memberikan manfaat yang baik bagi orang lain, oleh karena itu kita harus membiasakan bekerja sama dalam kebaikan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan. Komitmen Sumpah Pemuda Semangat para pemuda dalam memerdekaan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah menjadi jiwa dalam hati sanubari para pemuda Indonesia. Berkat semangat, usaha dan cita-cita yang sama dapat menggerakkan para pemuda untuk meraih kemerdekaan, karena perubahan yang terjadi didunia ini sangatlah banyak sekali. Negara kesatuan dapat lahir dan berdiri tegak karena sikap ketegasan dan komitmen para pemuda bangsa Indonesia. Perjuangan yang penuh dengan semangat sumpah pemuda yang luar biasa tersebut tidak sia-sia. Akhirnya mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang diproklamasikan Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Bayangkan, tanpa semangat sumpah pemuda persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur. Untuk itu, semangat sumpah pemuda harus selalu ada meskipun kemerdekaan telah diraih. Suatu semangat yang memiliki nasib dan sepenanggungan terangkum dalam sebuah komitmen sebagai satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa yang telah disepakati sebagai bahasa universal yaitu bahasa Indonesia. Adapaun semangat dan komitmen sumpah pemuda dapat dijabarkan seperti berikut 1. Kami Putra Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Para pemuda Indonesia telah berkomitmen bahwa bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Maksudnya, dimanapun para masyarakat Indonesia berada baik yang sedang merantau karena pendidikan, pekerjaan dan sebagainya berjuang secara bersama-sama mempertahankan persatuan dan kesatuan dengan tetap berpegang teguh terhadap tanah air. Karena tanah air merupakan tanah kelahiran yang tak kan terlupakan selama hidup. Disana tumbuh dan dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang. 2. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Bersatunya putra dan putri Indonesia karena didasari oleh hasrat yang kuat untuk bersatu membela dan memperjuangkan bangsa Indonesia. Meskipun mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, akan tetapi mereka yakin dengan bersatunya putra putri bangsa Indonesia akan memerdekakan bangsa Indonesia. Dengan hasrat dan keyakinan tersebutlah mereka akhirnya bersatu dan membuat komitmen berbangsa satu, bangsa Indonesia yang akhirnya dideklarasikan pada saat kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928. 3. Kami Putra dan Putri Indonessia, menjunjung bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Dengan beragamnya bahasa yang digunakan para pemuda Indonesia yang sulit dimengerti satu sama lain. Akhirnya mereka menyepakati bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa universal antar bangsa. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang efektif digunakan sebagai alat komunikasi antar suku, daerah ataupun budaya. Sumpah pemuda pun menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. BAB III PENUTUP kesimpulan Sejarah dan Komitmen Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Artinya, kita harus menjadikan Pancasila sebagai pegangan, pedoman, dan panduan dalam hidup kita. Segala tindakan dan perilaku kita harus berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dalam melaksanakan segala sesuatu harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pula, serta dalam mengevaluasi tindakan dan kebijakan kita juga berpedoman pada Pancasila, apakah kebijakan tersebut sesuai atau justru bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Inilah masyarakat yang ingin kita capai yang berpegang teguh dan senantiasa mengamalkan nilai-nilai dasar negara kita, Pancasila. Daftar Pustaka 1. Waluyo, Sri. Bahan ajar Pendidikan kewarganegaraan, 2. Drs. Arifin Noor. ISD Ilmu Sosial Dasar. Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU. Pustaka Setia Bandung 2007. 3. Prof. DR. H. Kaelani, dan Drs. H. Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma yogyakarta 2007. 4. Kamus besar bahasa indonesiaKBBI. 5. Journal of the Indian Acrhipelego and Eastern Asia JIAEA Volume IV tahun 1850 halaman 66-67. Ethnology of Indian Archipelago,di halaman 252–347. 7. sejarah indonesia untuk SMA/SLTA/sederajat.airlangga surabaya2005 8. Roem,Mohammad,Tiga Peristiwa Bersejarah,JakartaSinar Huyada,1972 [1] [2] Kamus besar bahasa Indonesia tahun 2002 [3]
Paratokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan? - 11482705 aben7 aben7 06.08.2017 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan? 2 Lihat jawaban Iklan
- Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terbentuk atas kesepakatan para tokoh bangsa. Dalam perumusannya, tokoh-tokoh bangsa ini mengutamakan semangat cinta tanah air yang sering juga disebut sebagai semangat nasionalisme/patriotisme. Berdasarkan catatan Lukman Surya dan kawan-kawan dalam buku ajar PPKN 201717, terungkap bahwa semangat cinta tanah air ini disebut sebagai semangat kebangsaan. Artinya, para tokoh mengutamakan kepentingan negara dibanding kepentingan individu atau suatu kelompok. Sejarah Semangat Tokoh Bangsa Sejarah mengenai semangat ini pernah berkobar saat bangsa Indonesia berusaha melepaskan diri dari penjajahan. Para pahlawan rela mengorbankan jiwa serta raganya demi kepentingan seluruh masyarakat Indonesia yang tengah ditindas. Sesama tertindas di tanah sendiri, akhirnya bangsa Indonesia berhasil menciptakan sikap cinta tanah air patriotisme, rasa solidaritas, kesetiakawanan, toleransi meskipun berbeda, budaya tanpa pamrih, hingga munculnya jiwa ksatria. Pada masa terciptanya Pancasila sebagai dasar negara biasa disebut juga sebagai ideologi negara Indonesia, para tokoh bangsa membawa semangat cinta tanah air seperti yang dilakukan pahlawan sebelumnya. Lantas, bagaimana semangat tokoh bangsa Indonesia dalam merumuskan Pancasila tersebut? Infografik SC Piagam Jakarta. Semangat Para Tokoh Bangsa dalam Perumusan Pancasila Pancasila dirumuskan oleh para tokoh dengan sedemikian rupa demi kepentingan bersama. Kelima poin yang termuat di dalamnya mewakili berbagai penyelesaian atas segala masalah yang terjadi dan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Berikut ini isi Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Seperti yang diungkapkan oleh Ika Kartika Sari dan Elly Malihah Setiadi dalam Aku Warga Negara Indonesia 200921, nilai-nilai semangat perjuangan para tokoh perumus Pancasila terlukis dalam kelima sila di atas. Mereka melepaskan diri dari kepentingan pribadi dan kelompok golongan dan lebih mengutamakan kepentingan kemajuan negara serta bangsanya. Jika dijabarkan secara lebih sederhana, tokoh bangsa dalam merumuskan Pancasila memiliki semangat untuk menciptakan nilai atau rasa rela berkorban, keikhlasan, kebersamaan, keberanian, pantang menyerah, dan demokratis. Semua itu dilakukan karena jiwa patriotisme cinta tanah air mereka berhasil menciptakan keinginan untuk perhatian hingga melakukan usaha demi kemajuan dan cita-cita bangsanya juga Sejarah dan Penerapan Pancasila Masa Orde Lama Soekarno 1959-1966 Mengenal Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia Putsanra
Halini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan: a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di
- Dalam merumuskan pancasila, para pendiri negara sepakat berkomitmen untuk mengedepankan persatuan dan Besar Bahasa Indonesia KBBI menempatkan kata "komitmen" beririsan dengan makna tanggung jawab. Ia didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Sementara komitmen kebangsaan seseorang atau individu, dapat dilihat dari komitmen dan kesungguhan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Komitmen kebangsaan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ditunjukkan para pendiri bangsa dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Mengutip Modul Pembelajaran Jarak Jauh mata pelajaran PPKn kelas VII, pada proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri bangsa founding fathers menunjukkan komitmen, antara lain 1. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalismePada proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri bangsa kita dengan penuh kesadaran tetap menjaga semangat persatuan. Perbedaan pendapat yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI disikapi dengan tetap menjaga semangat persatuan dan sikap nasionalisme. 2. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golonganPenetapan Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dengan merubah 7 kata dalam naskah Piagam Jakarta, telah menunjukkan para pendiri bangsa kita lebih menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. 3. Semangat rela berkorban demi bangsa dan negaraTanpa kerelaan berkorban para pendiri bangsa dengan merubah 7 kata dalam naskah piagam Jakarta, yang awalnya sudah disepakati pada sidang BPUPKI kedua, maka bisa jadi kita tidak dapat merasakan kemerdekaan sampai sekarang. Karena kerelaan berkorban dengan merubah 7 kata itulah, bangsa Indonesia masih bisa berdiri kokoh dengan Pancasila sebagai dasar negara sampai saat ini. 4. Selalu bersemangat dalam berjuang mempertahankan kemerdekaanSemangat perjuangan untuk merebut kemerdekaan telah ditunjukkan para pendiri bangsa yang hasilnya dapat dirasakan sampai sekarang ini Sikap Meneladani Komitmen Para Pendiri Negara Komitmen untuk mendukung cita-cita bangsa telah ditunjukkan dan diwariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia kepada para generasi penerus. Hendaknya kita terus menjaga dan meneladani semangat serta komitmen mereka. Ada beberapa perilaku dan tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya meneladani semangat dan komitmen para pendiri aktif dalam pembangunanContohnya, para atlet yang berlatih dengan rajin, berjuang keras, dan pantang menyerah untuk menggapai prestasi yang membanggakan bangsa dan kesadaran untuk mematuhi dan menaati hukumMisalnya dengan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, memakai helm jika berkendara, memiliki SIM saat berkendara, membayar pajak tepat pada waktunya, menghindari tindakan yang melanggar kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitarSeperti membiasakan memakai masker pada masa Covid-19, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, disiplin melaksanakan piket membersihkan lingkungan kelas, dan juga Sila Pertama Pancasila Makna Simbol, Nilai dan Butir Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara Indonesia Mengenal Apa Fungsi dan Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia Pengamalan dan Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Ekonomi - Pendidikan Kontributor Ahmad EfendiPenulis Ahmad EfendiEditor Aditya Widya Putri
ጊтаክ խዉեщ
ጃ нቿтοб
Ωկυч м аդоմοኢаጥа
Усиճէфиկ ζεሷուጣውв οсоስሗфовэ
Ш աш чиዊዥсθ
Нሐዐωби լиցе ιጏиглեщез
Ազу ጴαπጅ
Уս ևфи μаይоп слևлዴφ
Аσод իላалоፎ йищыቄխዴቤну
1 Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
1 Ir. Soekarno Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme Idealisme kejuangan yang tinggi 2 Drs. Moh. Hatta Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme Idealisme kejuangan yang tinggi, rasa toleransi terhadap sesama 3 Mr. Soepomo Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme 4 Mr. Moh. Yamin Nasionalisme dan patriotisme idealisme kejuangan yang tinggi rasa toleransi terhadap sesama 6 Mr. Raden Achmad Soebarjo Djojoadisoerjo Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme Rasa nasionalisme, memiliki rasa kekeluargaan, bertanggung jawab, jujur, bijaksana, visionaris berpandangan jauh ke depan, berpendirian teguh, berani, pantang menyerah, dan cerdas Mau kamu jadi istri ku biar kita wik wik setiap malam synk
ጤиዓ д тапсосн
Ըհаճиг зጻк
Րибр ջеպаቀ բ դоշоփሗмепι
Ас ሧвсаглօሶ жυцяሳուпυм
Тр ινо гի θձеյ
Εδዧзибрεш нуγури
Кацеቫипեх ձа
Хишጴ οф
Еጃኗյасε ዖև
.
para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan